lomba gelar teknologi penyuluh pertanian

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura mewadahi inovasi dan kreativitas para penyuluh pertanian se- Kalimantan Barat melalui Lomba Gelar Teknologi Pertanian.

"Saat ini berbagai tantangan dalam pertanian kita hadapi dan hal itu butuh kerja keras dan kreativitas dari insan pertanian," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Jumat.

Menurut dia, penyuluh sendiri sebagai jantung pertanian memiliki peranan penting dan untuk itu kreativitas serta inovasi harus diwadahi untuk menjawab semua tantangan melalui Lomba Teknologi Pertanian.

Ia menyebutkan saat ini petani dihadapkan pada terbatasnya pupuk bersubsidi dan mahalnya pupuk non-subsidi. Untuk itulah pihaknya mendorong bagaimana potensi lokal bisa menjadi jawaban dan pihaknya telah meluncurkan Gerakan Buat Sendiri Mudah, Murah, Meriah (BSM3).

"Pertanian berkelanjutan merupakan arah pertanian ke depan. Nah, dengan Gerakan BSM3 juga menjadi bagian bagaimana pertanian berkelanjutan hadir karena menggunakan produk organik," ucap dia.

Tantangan kekeringan atau fase el nino ke depan juga menjadi sorotannya. Ia meminta penyuluh pertanian bisa mengawal tanam padi petani di lapangan dengan melakukan percepatan masa tanam sebelum fase tersebut masuk.

"Diprediksi pada Juni 2023 memasuki el nino. Petani didorong untuk melakukan percepatan musim tanam dan penyuluh memiliki peranan penting mengawalnya. Jangan bicara produksi dan produktivitas kalau kita tidak menanam. Jadi kawal terus tanam padi. Kemudian kita minta juga pola pikir kita sebagaimana tujuan pertanian yakni mensejahterakan petani. Produksi dan produktivitas harus terus dikejar," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian Dinas TPH Kalbar, Masudi mengatakan lomba gelar teknologi pertanian bagi penyuluh se- Kalbar yang berlangsung 11- 12 Mei 2023 diikuti dari 10 kabupaten atau kota. Menurutnya teknologi pertanian memiliki peranan penting baik melalui alat pertanian maupun metode dalam meningkatkan produktivitas.

"Tahun ini untuk hadiah semakin besar, juara 1 saja capai Rp10 juta. Lomba ini menjadi wadah dan memfasilitasi para penyuluh untuk memberikan inovasi terhadap tantangan yang dihadapi saat ini," ucap dia.